Rabu, 05 November 2014

PARIWISATA MADURA: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT LOKAL

CEREMONIAL AGENDA WISATA MADURA

Menghadapi perkembangan industri pariwisata di wilayah Suramadu yang mulai terasa geliatnya beberapa tahun terakhir, beberapa Pemkab yang ada mengambil langkah kebijakan dengan mengadakan beberapa agenda kegiatan yang bertujuan memperkenalkan dan mempromosikan potensi wisata daerahnya dengan menggandeng beberapa pelaku pariwisata dari luar madura dan beberapa pihak yang berkepentingan dalam pengembangan wilayah Suramadu.

Hal ini dirasakan memberikan pengaruh positif pada perkembangan industri pariwisata di wilayah Madura. Karena terbukti kegiatan-kegiatan tersebut memang mampu mendongkrak tingkat kunjungan, walaupun sifatnya belum berkelanjutan dan terkesan “by moment”.

Setiap kebijakan yang diambil (khususnya terkait langsung dengan pengembangan industri pariwisata daerah) akan memiliki sisi positif dan negatif, diantaranya:
·         Selama periode kegiatan, mampu mendatangkan wisatawan.
·         Media pengenalan dan promosi wisata secara langsung.
·         Memberikan image positif daerah.
·         Anggaran per kegiatan sangat besar.
·         Kegiatan bersifat ceremonial.
·         Tujuan utama mendatangkan wisatawan secara kontinyu belum tercapai.

PENGEMBANGAN yang BERKELANJUTAN

Membangun dan mengembangkan konsep industri pariwisata merupakan sebuah komitmen bersama dan merupakan bentuk tanggung jawab sosial semua pihak termasuk juga masyarakat sebagai bagian yang akan bersentuhan langsung di lapangan. Untuk itulah dibutuhkan kerja keras bersama serta penyamaan visi dan misi untuk mencapai tujuan keberhasilan industri pariwisata di Madura dan wilayah Suramadu.

Kenyataannya, dibutuhkan sebuah proses yang berkelanjutan dan terus menerus tidak berhenti untuk mengembangkan konsep industri pariwisata. Kita tidak boleh berhenti pada satu atau dua agenda kegiatan, proses ini tidak juga akan berakhir dalam jangka waktu bulanan atau satu dan dua periode kepemimpinan daerah.

Dibutuhkan proyeksi strategi pengembangan baik jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Untuk itulah semua pihak perlu duduk bersama untuk membicarakan dan mencari solusi bersama mengatasi banyak permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam proses pengembangan industri pariwisata.

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT LOKAL

Beberapa tahun terakhir, banyak bermunculan pelaku-pelaku wisata dan pihak yang cukup concern dalam pengembangan dan promosi potensi wisata di Madura. Mereka lahir dan berkembang untuk mengimbangi potensi yang ada di wilayah Madura.

Sebut saja misalnya, komunitas blogger yang tergabung dalam PLAT-M dengan tagline-nya “Menduniakan Madura”. Tagline tersebut mereka aplikasikan kedalam banyak kegiatan yang menulis, pelatihan dan promosi potensi Madura lewat media sosial/internet. Strategi ini dirasa cukup efektif dan efisien untuk mendongkrak pengembangan industri pariwisata. Teman-teman blogger inilah yang secara aktif memberikan konten yang berisi beragam informasi detail banyak destinasi wisata di Madura. Hal ini cukup memberikan efek positif, karena memang perkembangan dunia dewasa ini yang semakin “goes online”. Kita tidak bisa lagi hanya mengandalkan jalur-jalur promosi konvensional saat ini.

Bermunculannya operator wisata lokal juga belum mendapat perhatian pihak pemerintah setempat. Sebut saja di Kabupaten Sumenep yang bermunculan operator jasa wisata yang melayani pasar luar madura untuk menikmati liburan di Sumenep. Misalnya ALOMAMPA SONGENNEP yang bergerak secara swadaya dalam mempromosikan destinasi wisata pulau Gili Labak dan potensi wisata Sumenep lainnya.

Selain itu ada beberapa komunitas pemuda kreatif yang peduli dengan budaya dan sejarah, seperti SOENGENNEP TEMPO DOELOE dengan beragam kegiatan eksplorasi budaya dan sejarah masa lalunya. Bahkan di seluruh wilayah madura telah berkembang komunitas fotografi yang memberikan sumbangan berupa foto-foto dokumentasi banyak destinasi wisata di Madura.

Bahkan di tahun 2014 ini, secara swadaya warga di Desa Semaan (Kec. Dasuk, Kab. Sumenep) membangun dan tengah mengembangkan konsep desa wisata. Tujuannya adalah menjadi etalase budaya dan tradisi Madura. Sehingga kapanpun wisatawan yang datang dapat menikmati dan merasakan budaya dan tradisi budaya Madura yang selalu dijaga di DESA WISATA SEMAAN.

Dengan ilustrasi diatas, sudah cukup jelas bahwa masyarakat Madura telah mulai peduli dan ikut terlibat secara langsung dalam pengembangan sektor pariwisata di Madura. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Kabupaten di wilayah Madura serta pihak terkait dan investor. Para pelaku sangat penting untuk diajak duduk bersama mencari solusi mengatasi permasalahan yang menghambat proses pengembangan pariwisata. Mereka tidak boleh disingkirkan atas dasar kepentingan tertentu. Karena pada kenyataannya mereka telah aktif menggerakkan roda sektor pariwisata, walaupun dalam skala kecil.

Merekalah yang muda, kreatif dan mampu bergerak leluasa. 

Sudah menjadi keharusan bagi para pemimpin daerah melalui dinas-dinas terkait untuk menggandeng, mendukung dan memberikan dorongan lewat langkah-langkah nyata. Tidak lagi berupa kegiatan-kegiatan yang sifatnya teoritis dan ceremonial. Hal itu dikarenakan, masyarakat lokal ini lebih mengenal daerah dan potensi-potensinya untuk dikembangkan. Bukan dengan menggandeng pelaku-pelaku wisata dari luar Madura yang bahkan masih banyak buta tentang potensi atau destinasi wisata di daerah ini.



Selasa, 04 November 2014

MEMBANGUN MASYARAKAT MADURA YANG SADAR WISATA

Madura secara demografis merupakan sebuah kesatuan unik. Bagaimana tidak, sebagai salah satu suku yang cukup dikenal di negara ini masyarakat Madura memiliki keragaman dan kekayaan budaya dan sejarah. Mulai dari sejarah panjang sejak masa para Raja berkuasa di tanah ini, sampai dengan kekayaan budaya dan kearifan lokal merupakan daya tarik tersendiri sehingga banyak orang yang mulai melirik untuk datang dengan tujuan hanya sekedar untuk mengenalnya atau bahkan ada beberapa yang tertarik mempelajari dan mendalaminya.

Arsitektur peninggalan sejarah banyak tersimpan disini sebagai bukti bagaimana masyarakat Madura terkait erat dengan perjalanan sejarah bangsa. Sisa-sisa peninggalan masa kolonial masih ada beberapa yang berdiri tegak, begitu juga peninggalan kerajaan masa lalu yang di beberapa daerah terjaga dengan baik. Selain itu sebagai suku bangsa, masyarakat Madura juga dikenal dengan keberagaman dan kekayaan budayanya. Bahasa, adat kebiasaan, karya sastra dan keseniannya cukup tinggi. Dan masing-masing daerah memiliki keunikan tersendiri dalam menjalani kultur tersebut. Contohnya adalah gaya bahasa yang yang berbeda di keempat kabupaten. Mulai dari logat, intonasi dan aksen menjadi sebuah pembeda yang menandakan kekayaan budaya Madura. Dalam kesenian membatik pun ada perbedaan yang cukup jelas terlihat dari hasil di keempat kabupaten yang ada di Madura.

Secara geografis pun, Madura dianugerahi kekayaan dan keindahan alam yang cukup besar. Disektor pertanian, Madura telah lama dikenal sebagai penghasil tembakau dan garam terbaik. Selama ratusan tahun dari budaya bercocok tanam ini kemudian lahir beberapa kesenian sebagai bentuk simbolisasi kuatnya budaya bercocok tanam di Madura, yaitu Karapan Sapi. Begitu juga di laut, nelayan Madura dikenal cukup andal mengarungi luasnya lautan. Dengan adanya ungkapan “a bhental ombak, a sapo’ angin..” (Berbantalkan ombak, berselimut angin) rasanya cukup mewakili betapa akrabnya masyarakat Madura dengan lautan

Luasnya wilayah lautan Madura, tentu juga menyimpan banyak potensi keindahan pulau, pantai dan pemandangan bawah laut yang masih terjaga baik. Sebut saja misalnya wilayah perairan Kangean dan Sapeken (Kabupaten Sumenep) yang dikenal dengan taman lautnya, atau bahkan sebuah pulau kecil bernama Gili Labak (Kabupaten Sumenep) yang cukup menjadi trending topic di dunia maya dengan tingkat kedatangan 80-100 orang wisatawan tiap bulannya.

Dan masih banyak potensi-potensi pariwisata yang masih belum tereksplorasi dengan maksimal di Madura. Inilah kekayaan sebenarnya yang dimiliki oleh Madura sebagai wilayah dan sebuah kebudayaan.

MEMBANGUN MASYARAKAT SADAR WISATA

Sampai saat ini, masyarakat Madura tetap mengandalkan sektor pertanian dan perkebunan serta hasil laut sebagai pokok mata pencaharian selain perdagangan dan PNS. Namun pada kenyataannya era keemasan tembakau dan garam telah lewat. Petani tembakau kini tidak lagi dapat menikmati manisnya “emas hijau” ini karena harga yang cenderung menurun tiap tahunnya. Berbeda dengan era tahun 80-90 an, dimana seorang petani tembakau akan sukses besar di setiap masa panen. Demikian pula dengan para petani garam yang semakin tidak menentu nasibnya. Para nelayanpun mengeluh dengan musim yang tidak menentu seperti sekarang.
Dengan kenyataan demikian kita harus dapat dengan jeli melihat peluang apa yang bisa kita jadikan sebagai penggerak roda perekonomian yang berputar lambat tersebut. Sebuah alternatif  yang dapat memicu bergeraknya sektor ekonomi lainnya.

Pariwisata lah jawabannya. Karena sektor ini terbukti mampu memicu pertumbuhan beberapa bidang lainnya. Ketika mencapai pada tahap industri dan dikelola dengan baik, tentu tujuannya adalah bagaimana mendatangkan wisatawan sebanyak-banyaknya. Dengan begitu beberapa bidang baru akan bermunculan, seperti usaha kuliner, perhotelan, industri kerajinan tangan, bidang transportasi dan bahkan beberapa bidang usaha kreatif akan bermunculan seperti usaha kaos souvenir, pelaku seni yang semakin di apresiasi, bahkan advertising sebagai penyanggah promosi akan pula meningkat.

Dan Madura memiliki potensi yang tinggal di poles sebagai proses akhir untuk memunculkan kemilaunya.

Untuk mencapai tujuan itu tentu tidak mudah tanpa ada sinergi positif semua pemangku kepentingan. Pemerintah, masyarakat, pelaku pariwisata dan investor harus duduk bersama menyamakan visi dan misi untuk mencapai tujuan memajukan pariwisata sebagai sektor alternatif yang dapat mendongkrak ekonomi masyarakat.

Tugas pertama dan utama adalah menciptakan masyarakat Madura yang sadar wisata. Tanpa adanya kesadaran dari masyarakat sebagai bagian penting. Hal itu karena pariwisata merupakan salah satu sektor jasa yang notabene nya mengutamakan pelayanan, keamanan dan kenyamanan. Tanpa ketiga hal itu, maka tujuan pemaksimalan industri pariwisata tidak akan tercapai. Pentingnya peranan masyarakat Madura yang sadar wisata disini adalah bagaimana masyarakat Madura dapat memberikan pelayanan terbaik kepada setiap wisatawan yang datang serta menciptakan rasa aman dan nyaman selama wisatawan tersebut berada di Madura.

Sampai saat ini masih banyak masyarakat Madura yang belum berfikir jangka panjang dan memanfaatkan kunjungan wisatawan untuk kepentingan sesaat. Hal ini perlu diperhatikan oleh pemangku kepentingan lainnya.

Bagaimana memberikan memberikan kesadaran kepada masyarakat merupakan tugas bersama dan tidaklah mudah. Solusinya adalah, secara berkala memberikan pendidikan, pelatihan dan pendampingan jika ada program yang bertujuan untuk pengembangan konsep pariwisata daerah.

Namun demikian, akhir-akhir ini telah muncul inisiatif-inisiatif swadaya dari masyarakat untuk pengembangan Pariwisata itu sendiri. Hal inilah yang semestinya mendapat perhatian lebih. Sebagai contoh, adalah pengembangan DESA WISATA SEMAAN (Kec Dasuk, Kab Sumenep)oleh masyarakat desanya sendiri. Setelah beberapa kali mengajukan program pengembangan dan pelestarian budaya kepada Pemkab setempat –dan tidak mendapat perhatian serius- akhirnya masyarakat setempat lewat para pemuda kreatifnya berinisiatif untuk membangun dan mengembangkan konsep desa wisata. Konsep ini cukup baru di wilayah Madura, karena memang pada kenyataannya ketika wisatawan ingin menikmati kebudayaan dan kesenian Madura akan mengalami kebingungan akan menuju kemana. Dari sinilah kemudian lahir konsep DESA WISATA SEMAAN, dimana wisatawan bisa berkunjung dan menikmati kesenian dan budaya Madura kapanpun mereka datang. Dan DESA WISATA SEMAAN selalu akan menyambut para wisatawan dengan tangan terbuka. Kreatifitas dan inovasi ini perlu mendapat perhatian lebih. Karena walau bagaimanapun konsep tersebut masih jauh dari sempurna. 

Disini lah perlu adanya pelatihan, pendidikan dan pendampingan untuk dapat memperbaiki dan mengembangkan konsep-konsep kreatif semacam ini. Dengan harapan akan memicu konsep-konsep kreatif lainnya bermunculan. Semacam percontohan yang bisa kita pakai sebagai role model untuk pengembangan industri pariwisata di Madura.

Dengan adanya pengembangan masyarakat yang sadar wisata inilah, diharapkan Sektor industri pariwisata terutama di wilayah Suramadu diharapkan dapat mendongkrak perekonomian masyarakat.


  

Rabu, 26 Februari 2014

TUHAN MAHA ASYIK

Semua itu bermula ketika pagi itu saya mendatangi salah satu warkop favorit saya dibelakang Masjid Agung Sumenep. Iseng-iseng sambil menunggu kedatangan kopi pesanan saya, tak sengaja telinga ini mendengar sebuah percakapan yang menurut saya cukup absurd. Disebelah, duduk beberapa bapak-bapak paruh baya yang sedang asyik mengobrol. Kalau bicara tema, seandainya mereka berusia dibawah tigapuluh tahun saya yakin mereka akan membicarakan tentang kegalauan dan kegamangan percintaan. Namun mengingat umur yang sudah melebihi setengah abad rasanya akan sangat aneh dan konyol seandainya mereka membicarakan tentang gebetan dan (apalagi) soal cabe-cabean.

Yang umum menjadi topik di kota ini ada dua: POLITIK dan TOGEL. Topik pertama tidak akan saya bahas, karena saya tidak tertarik membicarakannya. Bahkan untuk membayangkannya saja saya sedikit mual. Topik kedua ini cukup mengusik saya (TOGEL). Berikut cuplikannya:
A: (Bertanya pada semua) Bagaimana  kemaren? Berapa angka yang keluar??
B: 34. (Maaf penulis tiba-tiba skip, akhirnya sedikit mengarang)
A: Waaahhh gak kena lagi.. Kira-kira bsk empat angka nya berapa??
B: 5674, Kemaren aku pasang empat angka dan dua angka eh malah dapat yang dua angkanya.
D: Alhamdulillaah dapet walaupun cuma dua angkanya.

Nah demikian ringkasan perbiancangan mereka. Kalimat terakhir yang dilontarkan oleh D, cukup mengusik saya. Si D rupanya benar-benar tahu arti bersyukur. Bahkan untuk urusan TOGEL pun dia memanjatkan syukur atas keberhasilan temannya tersebut kepada Allah SWT. Saya sempat setengah gila memikirkan kata-kata syukur tersebut. Bahkan sampai tulisan pendek ini diketik, saya masih tidak habis pikir bagaimana bisa bapak tersebut memanjatkan rasa syukur.

Aaaaahhh tuhan memang maha asyik.....

Selasa, 17 Desember 2013

BUKAN HANYA SEKEDAR BANNER

Lumayan mengejutkan. Itulah kalimat yang cukup mewakili perasan saya beberapa bulan terakhir. Sudah setahun-an saya kembali lagi ke Sumenep, sebuah kota kecil tempat saya lahir semenjak meninggalkannya tahun 2002 untuk kuliah. Jadi ada jangka waktu 10 tahun dimana saya benar-benar kehilangan informasi tentang Sumenep. Akhirnya tahun 2012 saya memutuskan untuk mundur dari pekerjaan saya dan balik kandang ke Sumenep. Pada fase inilah saya mulai dikejutkan dengan fenomena bermunculannya banyak komunitas di Sumenep.

Senin, 25 November 2013

Salam Rindu Kepada OEMAR BAKRIE

Inilah sebuah coretan kecil memperingati Hari Guru Nasional pada 25 November 2013. Sebuah coretan tentang kerinduan sosok sang pencetak calon-calon pemimpin bangsa yang besar ini.

Oemar Bakri… oemar Bakri pegawai negeri
Oemar Bakri… Oemar Bakri empat puluh tahun mengabdi
Jadi guru jujur berbakti memang makan hati
Oemar Bakri.. Oemar Bakri banyak ciptakan menteri
Oemar Bakri.. professor dokter insinyur pun jadi
Oemar Bakri.. Oemar Bakri bikin otak orang seperti otak Habibi
Tapi mengapa gaji guru Oemar Bakri seperti dikebiri

Senin, 18 November 2013

BAYI ITU, BERNAMA ....

Tidak ada rencana khusus ataupun matang tentang kelahiran bayi ini. Bahkan bayi ini terkesan “spontanitas” saja lahir kedunia. Bahkan tanggal kelahirannya saya tidak ingat pasti, hanya bulan Maret lah yang saya ingat tentang waktu kelahirannya.

Tak jauh berbeda dengan kebanyakan orang tu pada umumnya, bayi ini saya berikan nutrisi terlengkap dan terbaik dari apa yang bisa saya usahakan sebagai orang tuanya. Nutrisi dari realitas-realitas yang banyak mengelilingi saya. Nutrisi yang juga membesarkan saya selama ini. Realitas atau sering kita sebut juga sebagai kenyataan sebenarnya merupakan nutrisi terpenting yang harus kita berikan pada seorang bayi. Ajarilah kenyataan, hadapkanlah pada pahit manisnya hidup, perbaiki kesalahannya dan berikanlah cahaya dalam gelapnya kenyataan hidup. Itulah konsep nutrisi yang saya berikan untuk bayi saya.

Minggu, 17 November 2013

SHOCKING DAY

Sabtu 16 November kemaren merupakan “surprising day” buat saya. Hari itu sebuah “Shocking Moment” menyapa saya. Ya dua orang teman dari Plat-M (Blogger Madura) untuk kesekian kalinya mengunjungi Sumenep dengan misi yang berbeda dari sebelum-sebelumnya. Sedikit flashback, awal perkenalan kami dimulai dari Twitter dan Facebook. Sampai akhirnya mereka waktu itu berempat berniat KOPDAR dengan beberapa teman di Sumenep, termasuk saya. First trip kami mengunjungi Gili Iyang, sebuah pulau kecil yang kesohor dengan kadar oksigen tingginya. Disitulah kami mulai lebih mendalami masing-masing. Saling bercerita dan berbagi pengalaman pun terjadi. Saya pun kemudian tertarik untuk mencari tahu tentang apa dan bagaimana Plat-M itu sebenarnya.