Madura secara
demografis merupakan sebuah kesatuan unik. Bagaimana tidak, sebagai salah satu
suku yang cukup dikenal di negara ini masyarakat Madura memiliki keragaman dan
kekayaan budaya dan sejarah. Mulai dari sejarah panjang sejak masa para Raja
berkuasa di tanah ini, sampai dengan kekayaan budaya dan kearifan lokal
merupakan daya tarik tersendiri sehingga banyak orang yang mulai melirik untuk
datang dengan tujuan hanya sekedar untuk mengenalnya atau bahkan ada beberapa
yang tertarik mempelajari dan mendalaminya.
Arsitektur
peninggalan sejarah banyak tersimpan disini sebagai bukti bagaimana masyarakat
Madura terkait erat dengan perjalanan sejarah bangsa. Sisa-sisa peninggalan
masa kolonial masih ada beberapa yang berdiri tegak, begitu juga peninggalan
kerajaan masa lalu yang di beberapa daerah terjaga dengan baik. Selain itu
sebagai suku bangsa, masyarakat Madura juga dikenal dengan keberagaman dan
kekayaan budayanya. Bahasa, adat kebiasaan, karya sastra dan keseniannya cukup
tinggi. Dan masing-masing daerah memiliki keunikan tersendiri dalam menjalani
kultur tersebut. Contohnya adalah gaya bahasa yang yang berbeda di keempat
kabupaten. Mulai dari logat, intonasi dan aksen menjadi sebuah pembeda yang
menandakan kekayaan budaya Madura. Dalam kesenian membatik pun ada perbedaan
yang cukup jelas terlihat dari hasil di keempat kabupaten yang ada di Madura.
Secara
geografis pun, Madura dianugerahi kekayaan dan keindahan alam yang cukup besar.
Disektor pertanian, Madura telah lama dikenal sebagai penghasil tembakau dan
garam terbaik. Selama ratusan tahun dari budaya bercocok tanam ini kemudian
lahir beberapa kesenian sebagai bentuk simbolisasi kuatnya budaya bercocok
tanam di Madura, yaitu Karapan Sapi. Begitu juga di laut, nelayan Madura
dikenal cukup andal mengarungi luasnya lautan. Dengan adanya ungkapan “a
bhental ombak, a sapo’ angin..” (Berbantalkan ombak, berselimut angin) rasanya
cukup mewakili betapa akrabnya masyarakat Madura dengan lautan
Luasnya
wilayah lautan Madura, tentu juga menyimpan banyak potensi keindahan pulau,
pantai dan pemandangan bawah laut yang masih terjaga baik. Sebut saja misalnya
wilayah perairan Kangean dan Sapeken (Kabupaten Sumenep) yang dikenal dengan
taman lautnya, atau bahkan sebuah pulau kecil bernama Gili Labak (Kabupaten
Sumenep) yang cukup menjadi trending topic di dunia maya dengan tingkat
kedatangan 80-100 orang wisatawan tiap bulannya.
Dan masih
banyak potensi-potensi pariwisata yang masih belum tereksplorasi dengan
maksimal di Madura. Inilah kekayaan sebenarnya yang dimiliki oleh Madura
sebagai wilayah dan sebuah kebudayaan.
MEMBANGUN
MASYARAKAT SADAR WISATA
Sampai saat
ini, masyarakat Madura tetap mengandalkan sektor pertanian dan perkebunan serta
hasil laut sebagai pokok mata pencaharian selain perdagangan dan PNS. Namun
pada kenyataannya era keemasan tembakau dan garam telah lewat. Petani tembakau
kini tidak lagi dapat menikmati manisnya “emas hijau” ini karena harga yang
cenderung menurun tiap tahunnya. Berbeda dengan era tahun 80-90 an, dimana
seorang petani tembakau akan sukses besar di setiap masa panen. Demikian pula
dengan para petani garam yang semakin tidak menentu nasibnya. Para nelayanpun
mengeluh dengan musim yang tidak menentu seperti sekarang.
Dengan
kenyataan demikian kita harus dapat dengan jeli melihat peluang apa yang bisa
kita jadikan sebagai penggerak roda perekonomian yang berputar lambat tersebut.
Sebuah alternatif yang dapat memicu
bergeraknya sektor ekonomi lainnya.
Pariwisata lah
jawabannya. Karena sektor ini terbukti mampu memicu pertumbuhan beberapa bidang
lainnya. Ketika mencapai pada tahap industri dan dikelola dengan baik, tentu
tujuannya adalah bagaimana mendatangkan wisatawan sebanyak-banyaknya. Dengan
begitu beberapa bidang baru akan bermunculan, seperti usaha kuliner,
perhotelan, industri kerajinan tangan, bidang transportasi dan bahkan beberapa
bidang usaha kreatif akan bermunculan seperti usaha kaos souvenir, pelaku seni
yang semakin di apresiasi, bahkan advertising sebagai penyanggah promosi akan pula
meningkat.
Dan Madura
memiliki potensi yang tinggal di poles sebagai proses akhir untuk memunculkan
kemilaunya.
Untuk mencapai
tujuan itu tentu tidak mudah tanpa ada sinergi positif semua pemangku
kepentingan. Pemerintah, masyarakat, pelaku pariwisata dan investor harus duduk
bersama menyamakan visi dan misi untuk mencapai tujuan memajukan pariwisata
sebagai sektor alternatif yang dapat mendongkrak ekonomi masyarakat.
Tugas pertama
dan utama adalah menciptakan masyarakat Madura yang sadar wisata. Tanpa adanya
kesadaran dari masyarakat sebagai bagian penting. Hal itu karena pariwisata
merupakan salah satu sektor jasa yang notabene nya mengutamakan pelayanan,
keamanan dan kenyamanan. Tanpa ketiga hal itu, maka tujuan pemaksimalan
industri pariwisata tidak akan tercapai. Pentingnya peranan masyarakat Madura
yang sadar wisata disini adalah bagaimana masyarakat Madura dapat memberikan
pelayanan terbaik kepada setiap wisatawan yang datang serta menciptakan rasa
aman dan nyaman selama wisatawan tersebut berada di Madura.
Sampai saat
ini masih banyak masyarakat Madura yang belum berfikir jangka panjang dan
memanfaatkan kunjungan wisatawan untuk kepentingan sesaat. Hal ini perlu
diperhatikan oleh pemangku kepentingan lainnya.
Bagaimana memberikan memberikan kesadaran kepada masyarakat merupakan tugas bersama dan
tidaklah mudah. Solusinya adalah, secara berkala memberikan pendidikan,
pelatihan dan pendampingan jika ada program yang bertujuan untuk pengembangan
konsep pariwisata daerah.
Namun
demikian, akhir-akhir ini telah muncul inisiatif-inisiatif swadaya dari
masyarakat untuk pengembangan Pariwisata itu sendiri. Hal inilah yang
semestinya mendapat perhatian lebih. Sebagai contoh, adalah pengembangan DESA
WISATA SEMAAN (Kec Dasuk, Kab Sumenep)oleh masyarakat desanya sendiri. Setelah
beberapa kali mengajukan program pengembangan dan pelestarian budaya kepada
Pemkab setempat –dan tidak mendapat perhatian serius- akhirnya masyarakat
setempat lewat para pemuda kreatifnya berinisiatif untuk membangun dan
mengembangkan konsep desa wisata. Konsep ini cukup baru di wilayah Madura,
karena memang pada kenyataannya ketika wisatawan ingin menikmati kebudayaan dan
kesenian Madura akan mengalami kebingungan akan menuju kemana. Dari sinilah
kemudian lahir konsep DESA WISATA SEMAAN, dimana wisatawan bisa berkunjung dan
menikmati kesenian dan budaya Madura kapanpun mereka datang. Dan DESA WISATA
SEMAAN selalu akan menyambut para wisatawan dengan tangan terbuka. Kreatifitas
dan inovasi ini perlu mendapat perhatian lebih. Karena walau bagaimanapun
konsep tersebut masih jauh dari sempurna.
Disini lah perlu adanya pelatihan,
pendidikan dan pendampingan untuk dapat memperbaiki dan mengembangkan
konsep-konsep kreatif semacam ini. Dengan harapan akan memicu konsep-konsep
kreatif lainnya bermunculan. Semacam percontohan yang bisa kita pakai sebagai
role model untuk pengembangan industri pariwisata di Madura.
Dengan adanya pengembangan
masyarakat yang sadar wisata inilah, diharapkan Sektor industri pariwisata
terutama di wilayah Suramadu diharapkan dapat mendongkrak perekonomian
masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar