Minggu, 20 Januari 2013

TERLALU CEPAT DI JALUR LAMBAT

Secara umum dalam lalu lintas dikenal dua jalur yaitu jalur cepat dan jalur lambat. Sesuai dengan namanya jalur cepat diperuntukkan bagi pengguna jalan dengan kecepatan yang relatif cepat. Jalur ini identik dengan tancap gas dan saling mendahului. Sedangkan jalur lambat diperuntukkan bagi para pengguna jalan dengan kecepatan yang relatif lebih lambat. Jauh berbeda dengan jalur cepat, jalur ini identik dengan  akselerasi yang tetap bahkan cenderung  menunggu pengguna jalan yang didepannya.
Dengan dua pilihan tersebut kita sebagai pengguna jalan  tentu harus memilih, karena kesalahan memilih jalur akan berdampak negatif. Bisa-bisa kita kena tilang sama mbak-mbak polwan -yang entah kenapa polwan masa kini cantik-cantik-  dan… sexy pula.. atau bahkan lebih fatal akan menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Dan sekarang bagaimana kita sebagai pengguna jalan akan memilih? Tentu saja jawabannya tergantung tujuan kita sendiri. Kalau kita sedang terburu-buru da nada kepentingan sebaiknya kita pilih jalur cepat (apakah “kebelet” perlu dipertimbangkan? Jawab aja sendiri). Tapi juga sebaliknya, kalo lagi santai dan tidak dikejar deadline ya mending pilih jalur lambat (hitung2 rekreasi menikmati keruwetan jalan, haha).

Gambaran diatas hanya merupakan analogi dari realitas kehidupan yang ternyata tidak jauh berbeda. 2 jalur diatas ternyata juga ada dan terjadi dalam kehidupan. Ada lingkungan yang santai, tidak terbebani dan terkejar-kejar sesuatu. Ada pula lingkungan yang penuh akselerasi dan percepatan, dinamis naik turun, dan penuh tantangan.

Dimanakah anda berada? Itulah inti dari semua ini. Saya yakin semua orang memiliki satu tujuan yang sama. Kesuksesan, kemakmuran, kekayaan, dan kebahagian menjadi beberapa deskripsi tujuan tersebut. Sekarang pertanyaannya apakah kita akan memasukkan bumbu “percepatan” didalamnya? Lantas siapa yan tidak ingin cepat sukses, kaya dan bahagia?? Artinya setiap orang  memiliki keinginan menambahkan bumbu “percepatan” itu. Lalu masalahnya dimana dong?? Dua kata yang bisa mendukung bumbu “percepatan” yaitu keinginan dan ke-bisa-an. Bisakah anda berada dijalur yang cepat yang penuh dengan tantangan dan kompetisi? Seberapa kuat keinginan anda untuk secepat mungkin mencapai tujuan anda?

Kenyataannya banyak dari kita para pecinta kecepatan, tantangan dan kompetisi yang terjebak dan terkungkung di jalur yang lambat. Tidak berdaya, terpaksa karena dipaksa untuk melambat. Solusinya adalah, "bebaskan!" (meminjam judul tulisan dan isi sebuah blog teman saya –god bless him- =D)!! bebaskan diri anda, lepaskan saja semua yang membebani. Ekspresikan saja diri anda dan tuangkan semua ide positif dikepala (yang negatif simpan saja untuk disalurkan pada saluran yang tepat, kamar mandi misalnya :P). Misalanya kamu memilih untuk berada dijalur lambat dan aman alias safety zone silahkan, tapi kalau kamu memang suka berada di jalur yang cepat maka tancaplah gas itu.. tapi tetep inget kata pak polisi untuk "safety riding".

3 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. "Kami cinta negeri ini, tapi kami tdk suka sistem yg ada" Jeruji bebaskan!!

    BalasHapus
  3. opo se bebaskan bebaskan tok, kita ini sudah bebas...

    BalasHapus