Senin, 18 November 2013

BAYI ITU, BERNAMA ....

Tidak ada rencana khusus ataupun matang tentang kelahiran bayi ini. Bahkan bayi ini terkesan “spontanitas” saja lahir kedunia. Bahkan tanggal kelahirannya saya tidak ingat pasti, hanya bulan Maret lah yang saya ingat tentang waktu kelahirannya.

Tak jauh berbeda dengan kebanyakan orang tu pada umumnya, bayi ini saya berikan nutrisi terlengkap dan terbaik dari apa yang bisa saya usahakan sebagai orang tuanya. Nutrisi dari realitas-realitas yang banyak mengelilingi saya. Nutrisi yang juga membesarkan saya selama ini. Realitas atau sering kita sebut juga sebagai kenyataan sebenarnya merupakan nutrisi terpenting yang harus kita berikan pada seorang bayi. Ajarilah kenyataan, hadapkanlah pada pahit manisnya hidup, perbaiki kesalahannya dan berikanlah cahaya dalam gelapnya kenyataan hidup. Itulah konsep nutrisi yang saya berikan untuk bayi saya.


Tak lupa sebagai pelengkap dan nutrisi tambahannya, saya bubuhkan sedikit demi sedikit bumbu mimpi. Karena mimpi inilah yang akan dia bangun untuk masa depannya. Saya mengajarkannya untuk bermimpi, karena mimpi merupakan gambaran mentah dari sebuah perencanaan atas perjalanan  panjang masa depannya. Biarkanlah dia bermimpi setinggi-tingginya dan sebebas-bebasnya, dan kelak kami akan membicarakan mimpi-mimpinya. Kami akan berbicara bagai dua orang sahabat yang saling mengutarakan banyak mimpi hebatnya. Dan kami akan membicarakan mimpi-mimpi itu serta  bagaimana kami mewujudkannya.

Kini, delapan bulan bayi itu sudah menghirup sesak dan sejuknya udara bumi, panas dan dinginnya hembusan angin. Delapan bulan tak terasa saya menggandeng tangannya. Jujur saja saya bukan ornag tua yang kaya raya dan bisa memanjakan bayi ini dengan segala fasilitas mewah. Tak bisa memberikan sepatu terbaik, baju terhangat, atau sekedar susu murahan. Syukurlah bayi ini bisa menerima keadaan bapaknya yang “seadanya” ini. Dia tidak pernah mengeluh dengan laparnya, dia tidak pernah teriak tentang gelapnya. Kami benar-benar menikmati keadaan ini. Disaat seperti inilah ikatan kami diuji. Seberapa kuatkah kami dapat berjalan bersama.

Bayi itu, saya sangat menyayanginya. Bayi itu, kekayaan hidupku. Bayi itu, bernama KOFFEEEKITA. 

4 komentar:

  1. Semangaaaat mas. Kalahkan Starbucks! Pasti bisa...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insyaallaah, alon2 asal kelakon kata orang jawa hehehe

      Hapus
  2. Nek ultah brarti Ngumbe gratis, mangan gratis

    BalasHapus