Tidak ada rencana khusus ataupun matang tentang kelahiran
bayi ini. Bahkan bayi ini terkesan “spontanitas” saja lahir kedunia. Bahkan tanggal
kelahirannya saya tidak ingat pasti, hanya bulan Maret lah yang saya ingat
tentang waktu kelahirannya.
Tak jauh berbeda dengan kebanyakan orang tu pada umumnya,
bayi ini saya berikan nutrisi terlengkap dan terbaik dari apa yang bisa saya
usahakan sebagai orang tuanya. Nutrisi dari realitas-realitas yang banyak
mengelilingi saya. Nutrisi yang juga membesarkan saya selama ini. Realitas atau
sering kita sebut juga sebagai kenyataan sebenarnya merupakan nutrisi
terpenting yang harus kita berikan pada seorang bayi. Ajarilah kenyataan, hadapkanlah
pada pahit manisnya hidup, perbaiki kesalahannya dan berikanlah cahaya dalam
gelapnya kenyataan hidup. Itulah konsep nutrisi yang saya berikan untuk bayi
saya.
Tak lupa sebagai pelengkap dan nutrisi tambahannya, saya
bubuhkan sedikit demi sedikit bumbu mimpi. Karena mimpi inilah yang akan dia
bangun untuk masa depannya. Saya mengajarkannya untuk bermimpi, karena mimpi
merupakan gambaran mentah dari sebuah perencanaan atas perjalanan panjang masa depannya. Biarkanlah dia
bermimpi setinggi-tingginya dan sebebas-bebasnya, dan kelak kami akan
membicarakan mimpi-mimpinya. Kami akan berbicara bagai dua orang sahabat yang
saling mengutarakan banyak mimpi hebatnya. Dan kami akan membicarakan
mimpi-mimpi itu serta bagaimana kami
mewujudkannya.
Kini, delapan bulan bayi itu sudah menghirup sesak dan
sejuknya udara bumi, panas dan dinginnya hembusan angin. Delapan bulan tak
terasa saya menggandeng tangannya. Jujur saja saya bukan ornag tua yang kaya
raya dan bisa memanjakan bayi ini dengan segala fasilitas mewah. Tak bisa
memberikan sepatu terbaik, baju terhangat, atau sekedar susu murahan. Syukurlah
bayi ini bisa menerima keadaan bapaknya yang “seadanya” ini. Dia tidak pernah
mengeluh dengan laparnya, dia tidak pernah teriak tentang gelapnya. Kami benar-benar
menikmati keadaan ini. Disaat seperti inilah ikatan kami diuji. Seberapa kuatkah
kami dapat berjalan bersama.
Bayi itu, saya sangat menyayanginya. Bayi itu, kekayaan
hidupku. Bayi itu, bernama KOFFEEEKITA.
Semangaaaat mas. Kalahkan Starbucks! Pasti bisa...
BalasHapusInsyaallaah, alon2 asal kelakon kata orang jawa hehehe
HapusNek ultah brarti Ngumbe gratis, mangan gratis
BalasHapussiap graakkkk *carisponsoorrrrr wkwkwk
Hapus